Kutipan dari Pramoedya Ananta Toer - Halaman 13

Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Pramoedya Ananta Toer. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer

Penulis dari Indonesia

1925 - 2006

Menampilkan 241 - 260 dari 437 kutipan

Dia sangat cinta pada republik, revolusi, dia mencintai kampung halamannya, biarpun busuk-busuk membumbungkan gas lumpur dan kotorannya sendiri.

Sumber: Larasati

Harus adil sejak dalam pikiran, jangan ikut-ikutan jadi hakim tentang perkara yang tidak diketahui benar-tidaknya.

Sumber: Bumi Manusia

Ini pengembara bantingan egoisme Hawa Berteriak sepanjang lorong mengemis pelepasan Dan pelepasan peretas perderetan ini peternakan Setan ! – dia telampau besar Dimahalkan hilangnya kebiasaan menimang anak tubuhnya

Sumber: Kutukan diri

Jangan karena merasa pintar lalu seenaknya memperlakukan orang lain, Sebab orang yang beradab sudah pasti adil dengan semuanya.

Kalau Dedes tidak takut padamu. Apalagi pada pengawal-pengawalmu. Akupun bisa memerintah mereka!

Sumber: Arok Dedes

Kau tak kenal bangsamu sendiri.

Sumber: Anak semua bangsa

Kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapa pun tentang kenyataan.

Sumber: Anak Semua Bangsa (1981)

Kota yang tua telah lelah menggigil, sudah lupa bagaimana bermimpi dan bangun pagi

Sumber: Puisi Untuk Ayah

Lihat, ini Arok, yang tetap mempertahankan Tumapel. Dia dan pasukannya akan mempertahankannya sampai titik darah terakhir. Bukan karena imbalan uang, emas dan perak dan singgasana. Hanya karena kesetiaan pada janji.

Sumber: Arok Dedes

Memang bukan nyai sembarang nyai. Dia hadapi aku, siswa H.B.S, tanpa merasa rendah diri. Dia punya keberanian nyatakan pendapat. Dan dia sadar akan kekuatan pribadinya.

Sumber: Bumi Manusia

Orang rakus harta benda selamanya tak pernah membaca cerita, orang tak berperadaban. Dia takkan pernah perhatikan nasib orang. Apalagi yang hanya dalam cerita tertulis.

Sumber: Mama

Perang, kekuasaan, kekayaan, seperti unggun api dalam kegelapan dan orang berterbangan untuk mati tumpas di dalamnya.

Sumber: Arus Balik (1995)

Pergilah kau kepada Bapa Tantripala di Desa Kapundungan. Belajarlah kau baik-baik di sana. Kau seorang tani. Itu kau jangan lupa. Biar kau sudah dibenarkan Bapa Tantripala untuk meninggalkan rumahnya, kau harus ingat: kau seorang tani.

Sumber: Arok Dedes

Revolusi, dia adalah guru. Dia adalah penderitaan. Tetapi dia pun adalah harapan. Jangan khianati revolusi! Kembali ia pandangi dua orang tua itu, yang mungkin beberapa tahun lagi tewas digulung maut. Namun mereka meletakkan harapannya pada revolusi. Betapa mereka mengagumi lembaran uang, perwujudan revolusi.

Sumber: Larasati (2000)

Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri.

Sumber: Anak Semua Bangsa (1981)

Tetapi berbahagialah orang yang kuat menderita segala kesengsaraan untuk keperluan nusa dan bangsa.

Sumber: Ditepi Kali Bekasi

Ah, itu serdadu manja kalau menang perang sekali saja! Kemenanganku lebih dari padanya. Aku pernah menguasai dia hanya karena aku tidak seperti perempuan-perempuan lain.

Sumber: Larasati

Aku ingin kembali ke rumah, Ayah Tapi nasib memanggilku Seekor kuda sembrani datang, menculikku dari alam mimpi Membawaku terbang melintasi waktu dan dimensi kata-kata

Sumber: Puisi Untuk Ayah

Apakah gunanya pendapat kalau hanya untuk diketahui sendiri?

Sumber: Arok Dedes (1999)

Berani mengambil keputusan dan risiko. Berani dengan apa saja. Asalkan jangan jadi orang yang berani ngeyel padahal salah.

Kutipan-kutipan dari Pramoedya Ananta Toer di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.

Author Lain yang Mungkin Anda Suka