Kutipan dari Pramoedya Ananta Toer - Halaman 12

Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Pramoedya Ananta Toer. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer

Penulis dari Indonesia

1925 - 2006

Menampilkan 221 - 240 dari 437 kutipan

Sekali dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak, dia takkan menjadi apa apa.

Sumber: Bumi Manusia

Suatu bangsa yang telah mempertaruhkan jiwa-raga dan harta benda untuk segumpal pengertian abstrak bernama kehormatan.

Apa artinya Arus Balik? Sebelum abad ke 15 - 16, arus ini mengalir dari arah Nusantara ke utara, dengan armada dagang. Karena kedatangan armada-armada eropa, mereka diusir. Jadi, arus itu dialihkan dari utara ke selatan. itu merupakan titik tolak dalam sejarah.

Sumber: Aku Ingin Lihat Semua Ini Berakhir

Apa yang sudah dibaca Kartini digenggamnya terus di dalam tangannya, dan ikut memperkuat moralnya.

Sumber: Panggil Aku Kartini Saja

Apakah sebangsamu akan kau biarkan terbungkuk-bungkuk dalam ketidaktahuannya? Siapa bakal memulai kalau bukan kau?

Sumber: Jejak Langkah (1985)

Hidup ini Anakku, hidup ini tak ada harganya sama sekali. Tunggulah saatnya, dan kelak engkau akan berpikir, bahwa sia-sia saja Tuhan menciptakan manusia di dunia ini.

Sumber: Bukan Pasar Malam

Ia pun sesungguhnya mengerti orang-orang di gunung itu ingin belajar, ingin bergambar sebagaimana mereka yang tinggal di darat, di pantai, dan di tempat-tempat lain.

Sumber: Perawan Dalam Cengkeraman Militer

Kita telah melawan Nak, Nyo. Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.

Sumber: Bumi Manusia

Mereka (brahmana) tidak perlu takut pada kedunguan. Mereka belajar setiap hari untuk tidak jadi dungu.

Sumber: Arok Dedes (1999)

Revolusi ini tidak memberi sesuatu pun, dia minta kepada setiap orang, segala-galanya.

Sumber: Larasati (2000)

Revolusi Perancis, mendudukkan harga manusia pada tempatnya yang tepat. Dengan hanya memandang manusia pada satu sisi, sisi penderitaan semata, orang akan kehilangan sisinya yang lain. Dari sisi penderitaan saja, yang datang pada kita hanya dendam, dendam semata.

Sumber: Anak semua bangsa

Secacat itu tapi masih berjuang! Mestinya perjuanganku lebih dari dia. Aku tidak cacat. Lebih, mesti! Lebih!

Sumber: Larasati

Seoarang poliyikus yang tidak mengenal Multatatuli praktis tidak mengenal humanisme, humanitas secara modern. Dan politikuss yang tidak mengenal Multatuli bisa menjadi politikus kejam. Pertama, karena dia tidak mengenal sejarah Indonesia, kedua karena dia tidak mengenal perikemanusiaan, humanisme secara modern, dan bisa menjadi kejam.

Sumber: Aku Ingin Lihat Semua Ini Berakhir

Siapa mencuri kata-kata, berarti mencuri pikiran. Siapa mencuri pikiran, berarti mencuri hal yang hakiki dari manusia. Mencuri pikiran, merendahkan hak-hak manusia, berarti melenyapkan apa yang membedakan manusia dari binatang.

Sumber: Saya Ingin Lihat Semua Ini berakhir (2008)

Tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya.

Sumber: Minke

Yang tak berdarah mati. Yang kekurangan darah lemah. Hanya yang berlumuran darah saja perkasa. Ada adinda dengar? Perkasa! Dan hanya si lemah berkubang dalam air matanya sendiri.

Sumber: Mangir (2000)

Apa yang pernah diberikan Belanda kepada rakyat? Mereka datang ke sini bukan untuk memberi, tetapi untuk meminta! Rakyat mendapat apa yang dicarinya sendiri, sejak dulu si Belanda lah yang malahan mendapat sebagian besar dari nasi yang dicari oleh rakyat. Apa yang diberikan Belanda kepada rakyat?

Sumber: Larasati

Bagi orang atasan ingat-ingatlah itu Mas Nganten, tambah tinggi tempatnya tambah sakit jatuhnya. Orang rendahan ini boleh jatuh seribu kali, tapi ia selalu berdiri lagi. Dia ditakdirkan untuk sekian kali berdiri setiap hari.

Sumber: Gadis Pantai

Cinta itu indah, Minke, terlalu indah, yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang pendek ini.

Sumber: Bumi Manusia

Dan bukankan satu ciri manusia modern adalah juga kemenangan individu atas lingkungannya dengan prestasi individual? Individu-individu kuat sepatutnya bergabung mengangkat sebangsanya yang lemah, memberinya lampu pada yang kegelapan dan memberi mata pada yang buta.

Kutipan-kutipan dari Pramoedya Ananta Toer di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.

Author Lain yang Mungkin Anda Suka