Kutipan dari Dewi Lestari - Halaman 4

Alam hati saya tidak mungkin dimengerti siapa-siapa.

Dan usai tangis ini, aku akan berjanji. Untuk diam, duduk ditempatku. Menanti seseorang yang biasa saja.

Aku hanya si penunggu yang beruntung.

Bersama kamu, aku tidak takut lagi menjadi pemimpi.

Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.

Mimpi mengurangi kualitas istirahatnya. Dan untuk bersamaku, ia tak perlu mimpi.

Perjalanan hati itu bukannya tanpa resiko.

Satu demi satu mimpi tersusun rapi, berlandaskan fondasi mantap, terekatkan semen yang kuat.

Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.

Kamu menjadi inspirasi, karena kamu berani meski sendiri, karena kamu berbeda.

Kita nggak pernah tahu kalau nggak dicoba.

Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.

Sukses adalah wujud kesempurnaan hidup.

Kenapa berbeda menjadi begitu menakutkan?

Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan sampai sesuatu itu tiba di depan mata.

Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.

Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh.

Bahasaku yang cuma rasa susah melekat pada kata.

Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya.

Kenali kekuatan waktu, dalami pengetahuan hati, selami kekalnya doa.