Kutipan dari Dewi Lestari - Halaman 6

Kamu hanya perlu menerima. Menolak, menyangkal, cuma bikin kamu lelah.

Pada akhirnya menulis adalah proses belajar yang tak pernah usai. Dan, itu jugalah yang membuat menulis begitu memikat.

Satu garis jangan sampai kau tepis: membuka diri tidak sama dengan menyerahkannya.

Tahukah engkau bahwa cinta yang tersesat adalah pembuta dunia?.

Poyan percaya hidup ini sudah diatur. Kita tinggal melangkah. Sebingung dan sesakit apa pun, semua sudah disiapkan bagi kita. Kamu tinggal merasakan saja.

Cinta tidak hanya pikiran dan kenangan. Lebih besar, cinta adalah dia dan kamu, berinteraksi.

Karya adalah anak jiwa, dan ia sepatutnya hidup di alam terbuka.

Membuka diri tidak sama dengan menyerahkan.

Hidup tak pernah berakhir mati. Hidup hanya berganti wujud.

Kenangan itu cuma hantu di sudut pikir. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.

Kau hadir dalam ketiadaan, sederhana dalam ketidakngertian. Gerakmu tidak pasti, namun aku selalu ada disini. Menantimu.

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?

Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, dan seterusnya sampai mati.

Kamu bebas percaya apapun yang kamu mau. Saya nggak bisa mengubah anggapan kamu. Hanya kamu sendiri yang bisa.

Pikiran itu tak terhingga liarnya, luasnya, cepatnya, luar biasa ringan, sekaligus mengerikan.