Kutipan dari Sapardi Djoko Damono - Halaman 5
Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Sapardi Djoko Damono. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Sapardi Djoko Damono
Penulis dari Indonesia
1940 - 2020
Menampilkan 81 - 100 dari 103 kutipan
Mencintai angin harus menjadi siut...
Mencintai cakrawala harus menebas jarak...
Penyanyi itu buta? Kau tampak gemetar kita pun diam-diam mendengarkannya, Cinta terasa baru benar-benar membakar ketika pesa kaudengar: padamkan nyalanya!
sudah lama aku belajar memahami apa pun yang terdengar di sekitarku, sudah lama belajar menghayati apa pun yang terlihat di sekelilingku, sudah lama belajar menerima apa pun yang kauberikan tanpa pernah bertanya apa ini apa itu
Tidak ada. Kecuali bayang-bayangmu sendiri yang di balik pintu memimpikan ketukan itu, memimpikan sapa pinggir hujan, memimpikan bisik yang membersit dari titik air menggelincir dari daun dekat jendela itu.
Aku pun tak pernah menjawabmu, bahkan ketika kautanyakan jam berapa saat kematianku, sebab kau toh tak pernah ada tatkala aku sepenuhnya terjaga.
Baiklah, hari ini kita namakan saja ia ketakutan, atau apa sajalah.
di antara hari buruk dan dunia maya kita pun kembali mengenalnya kumandang kekal, percakapan tanpa kata-kata saat-saat yang lama hilang dalam igauan manusia
Kaudengar gumam jalan ini, benar? Ya, ia ingin kita selamanya melewatinya, seolah ada yang bisa abadi. Kau tertawa, tentu saja. Kusentuh tanganmu yang dingin ketika jalan itu mulai terdengar menggumam lagi.
kemarin tak berpangkal, besok tak berujung tak tahu mesti ke mana angin menyambar bunga gugur itu
kita dengar bumi yang tua dalam setia Kasih tanpa suara sewaktu bayang-bayang kita memanjang mengabur batas ruang
Kita pun menyanyi selepas-lepasnya, sepasang kekasih yang tuli dan buta.
seperti juga aku: namamu siapa, bukan?
Siapakah namamu? barangkali aku setengah tertidur waktu kautanyakan itu lagi.
Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Tuhan merawat segala yang kita kenal dan juga yang tidak kita kenal dan juga yang tidak akan pernah bisa kita kenal.
Waktu berjalan ke Barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang.
Waktu kutanyakan pergi ke mana, jawabnya ringkas, Ke sana, ke samudra raya! Ditunjukkannya pula rajah di lengannya: gambar jangkar, tengkorak, dan kata tak terbaca.
Ada yang berdenyut dalam diriku Menembus tanah basah Dendam yang dihamilkan hujan
Dan cahaya matahari Tak bisa kutolak matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga
Kutipan-kutipan dari Sapardi Djoko Damono di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.