Kutipan dari Sapardi Djoko Damono - Halaman 3

Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari Sapardi Djoko Damono. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono

Penulis dari Indonesia

1940 - 2020

Menampilkan 41 - 60 dari 103 kutipan

Apa yang kau tangkap dari suara hujan Dari daun-daun bugenvil yang teratur mengetuk jendel. Apakah yang kau tangkap dari bau tanah Dari ricik air yang turun di selokan

Dan Adam turun di hutan-hutan, mengabur dalam dongengan dan kita tiba-tiba di sini, tengadah ke langit; kosong sepi.

Sumber: Hujan di Bulan Juni

Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu.

Setiap berhenti sejenak untuk membenarkan letak sepatu kau bertanya, Kau dengar gumam jalan ini? Ia sudah tua, didendangkannya hujan yang suka membuka payung biru, disenandungkannya kemarau yang suka berselimut udara

Sumber: Sonet 14

sudah sangat lama belajar mengagumi matahari ketika tenggelam di tepi danau belakang rumahku, sudah sangat lama belajar bertanya kepada diri sendiri mengapa kau selalu memandangku begitu.

Sumber: Sudah Lama Aku Belajar

Nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring di sini Ada yang masih ingin ku pandang Yang selama ini senantiasa luput

Sumber: Hatiku selembar daun

Tentu. Kau boleh mengalir di sela-sela butir darahku, keluar masuk dinding-dinding jantungku, menyapa setiap sel tubuhku. Tetapi jangan sekali-kali pura-pura bertanya kapan boleh pergi atau seenaknya melupakan percintaan ini.

Sumber: Tentu. Kau Boleh

gerimis jatuh kaudengar suara di pintu bayang-bayang angin berdiri di depanmu tak usah kauucapkan apa-apa seribu kata menjelma malam, tak ada yang di sana

Sumber: Gerimis Jatuh

Ia membayangkan hubungan gaib antara tanah dan hujan, membayangkan rahasia daun basah serta ketukan yang berulang.

Sumber: Hujan Dalam Komposisi, 1

Sesaat adalah abadi Sebelum kau sapu taman setiap pagi

Sumber: Hatiku selembar daun

Dalam diriku meriak gelombang sukma, hidup namanya.

Sumber: Hujan di Bulan Juni

Dan dalam usia yang hampir enam puluh ini, Astagfirullah! Rasanya di mana-mana ajal mengintip

Sumber: Pada Suatu Magrib

Duduk di boncengan sepeda Kunto malam-malam, Suti merasa seperti merapat ke tungku hangat.

Sumber: Suti

Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi.

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana

Sumber: Dalam Doaku

Kita tak akan pernah bertemu; Aku dalam dirimu Tiadakah pilihan Kecuali di situ? Kau terpencil dalam diriku.

Sumber: Hujan di Bulan Juni

Mencintai air harus menjadi ricik...

Aku tidak punya hak memilihkan calon istri untukmu. Pilihan penuh ada di tanganmu.

Sumber: Suti

Apakah yang kita harapkan? Hujan juga jatuh di jalan yang panjang, menyusurnya, dan terge- lincir masuk selokan kecil, mericik swaranya, menyusur selokan, terus mericik sejak sore, mericik juga di malam gelap ini, bercakap tentang lautan.

Sumber: Hujan Dalam Komposisi, 2

Setelah beberapa kali ketukan, pintu kubuka rupanya ada tamu yang, katanya, menjemputku sore hari ini Apakah aku sudah pernah mengenalnya?

Sumber: Tukang Kebun

Kutipan-kutipan dari Sapardi Djoko Damono di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.

Author Lain yang Mungkin Anda Suka