Kutipan dari Asma Nadia - Halaman 4

Apa ku bilang, yang penting iman. Romantis bisa nyusul belakangan.

Ingin kutikam nafsu yang mencuri akal sehat dan menelantarkanku pada rimba tak bernama.

Kadang tidak mudah mempratikkan teori di lapangan. Ada saja kendalanya.

Kalau kamu selalu takut ini dan itu, tidak ada kemajuan yang bisa dicapai.

Kesatuan dan kekuatan iman akan menjaga agar langgeng dan tak tertelan masa.

Meskipun sang kala tajam menatapmu, tak surut tanganku terentang menyambutmu.

Setiap perjalanan seharusnya menambah keimanan, bukan menyisakan kegalauan demi kegalauan.

Ingin kuhapus kabut yang luruh diwajahmu. Sampai tak bersisa kembang bermekaran. Sampai berpulang si burung pengembara.

Seorang perempuan tahu dia telah menemukan laki-laki yang tepat untuk melabuhkan hati saat dia merasa nyaman berada di sisinya, bahkan meski sekadar memikirkannya.

Jangan pesimis dulu! Siapa tahu? Niatnya baik, murni dan enggak ada tendensi macam-macam.

Kau Sang Maharaja yang mengenalkanku pada cinta dan wanginya surga.

Sudah ditemukan jalan bagi si pengelana yang ingin pulang.

Tak ada pilihan selain membicarakan kehadiranmu di tiap detik yang kupunya.

Aku tak ragu mengatakan, bersama denganmu walaupun sebatas embusan angin kunamai ia anugerah.

Jika tak kau temukan cinta, biarkan cinta yang menemukanmu.

Mimpi mengetuk pintuku dan membawa waktu terbang jauh.

Sungguh sia-sia cinta memberimu sayap jika kau tak pandai terbang.

Takwa tak ada urusanna dengan tingkat pendapatan seseorang.

Ajarkan aku mantra pemikat cinta Ahei dan Ashima, maka akan kutaklukan penghalang segala rupa agar sampai cintaku padanya.

Anugerah adalah kebersamaan dengamu, walaupun sesaat. Kesia-siaan adalah jalan panjang dan kau entah di mana.