Kutipan dari Andrea Dworkin - Halaman 7

Setiap wanita yang pernah mengalami kekerasan seksual dalam bentuk apa pun tidak hanya memiliki rasa sakit, dan tidak hanya terluka, tetapi memiliki pengetahuan. Pengetahuan tentang supremasi pria. Pengetahuan tentang apa itu. Pengetahuan tentang bagaimana rasanya. Dan dapat mulai berpikir secara strategis tentang bagaimana menghentikannya. Kita hidup di bawah pemerintahan teror. Yang ingin saya katakan adalah saya ingin kita berhenti menerima bahwa itu normal. Dan satu-satunya cara kita dapat berhenti menerima bahwa itu normal adalah jika kita menolak menderita amnesia setiap hari dalam hidup kita.

Sifat penindasan wanita adalah unik: wanita ditindas sebagai wanita, terlepas dari kelas atau ras; beberapa wanita memiliki akses ke kekayaan yang signifikan, tetapi kekayaan itu tidak menandakan kekuatan; perempuan dapat ditemukan di mana-mana, tetapi tidak memiliki atau mengendalikan wilayah yang cukup besar; wanita hidup dengan mereka yang menindas mereka, tidur dengan mereka, memiliki anak-anak mereka - kita tampaknya kusut, tanpa harapan, di perut mesin dan cara hidup yang merusak kit

Perkawinan sebagai institusi berkembang dari perkosaan sebagai praktik. Pemerkosaan, awalnya didefinisikan sebagai penculikan, menjadi perkawinan melalui penangkapan. Perkawinan berarti pengambilan adalah untuk memperpanjang waktu, menjadi tidak hanya penggunaan tetapi kepemilikan, atau kepemilikan.

Pria tahu segalanya - semuanya - setiap saat - tidak peduli seberapa bodoh atau tidak berpengalaman atau sombong atau bodohnya mereka.

Tidak ada pahlawan phallic, tidak peduli apa yang dia lakukan untuk dirinya sendiri atau orang lain untuk membuktikan keberaniannya, tidak pernah cocok dengan keberanian eksistensial dari wanita yang melahirkan.