Kutipan dari Tere Liye - Halaman 20

Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x.

Jika seseorang itu memang sungguh-sungguh ingin tinggal, maka dia akan selalu punya alasan, meskipun sudah beribu gagal. Dia akan menemukan alasan baik berikutnya. Tapi sebaliknya, jika seseorang itu memang sudah ingin pergi, seribu alasan baik pun tidak akan berguna lagi. Dia akan tetap pergi.

Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. Tidak lebih, tidak kurang.

Kejam sekali kehidupan. Kejam sekali orang-orang itu.

Kenapa kita sakit hati? Agar orang-orang paham dia adalah manusia. Tiap saat kita melalui hidup, lebih sering tidak peduli.

Kenapa sesuatu itu terasa menyakitkan? Karena kita lawan kenyataannya. Akan berbeda sekali jika kita terima. Serta merta semua jadi berubah begitu mudah. Dengan dilawan, maka dia akan terus menghimpit sesak hidup kita. Terus mengikat kaki-kaki, dan tangan-tangan kita.

Kerja keras tidak pernah mengkhianati.

Kesabaran bisa mengalahkan apa pun.

Lihat! Baca! Biar kepalamu yang dipenuhi kebencian tercerahkan.

Penjelasan akan tiba pada waktu yg pas, tempat yg cocok, dan dari orang yg tepat.

Sungguh, jangan habiskan waktu kita untuk seseorang yang tidak pernah tahu bahwa kita menghabiskan waktu demi dia.

Zaman tidak pernah berubah. Di dunia hitam, cara-cara selalu sama.

…mau sesakit apa pun rasanya dihina orang lain, mau sesebal, sebenci apa pun, lu nggak pernah sendirian. Gue akan selalu menjadi teman baik. Gue akan selalu bersedia mendengarkan…

Bahkan saat dia mencintai Esok, maka yang paling berharga justru adalah perasaan cinta itu sendiri? Sesuatu yang mulia di dalam hatinya. Bukan soal memiliki, bukan tentang bersama Esok.

Berbahagialah dengan hidup kita. Selalu berterima kasih atas apapun nasib kita. Mau bagus, mau jelek, toh itu tetap nasib kita. Semoga dengan tetap bersyukur, hidup kita berjalan lancar.

Jangan menghukum waktu terbaik dengan keterlambatan. Karena dalam urusan perasaan, tidak ada yang tahu kapan dan di mana tibanya.

Jika cinta adalah kesempatan, maka dia persis soal ‘benar’ atau ‘salah’.

Jika cinta adalah pilihan, maka dia persis soal pilihan ganda.

Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apa pun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kamu tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut.

Kalau kamu dalam posisi harus mengajari anak sepintar dia, pasti kamu salah tingkah.