Kutipan dari Boy Candra - Halaman 8

Dulu kita sampai dititik saling mencemaskan bila tak ada kabar. Kini sampai dititik saat bertemu, hanya sebatas, ‘hehe, apa kabar?’. Lalu saling canggung, lalu saling pulang.

Kamu harus pahami satu hal penting yang kurahasiakan.

Rasa sedih ini butuh waktu yang panjang untuk pulih kembali. Tetaplah menjauh agar hidupku bisa kujalani dengan seharusnya lagi.

Andai bisa, aku tidak ingin mengenalmu sama sekali. Sebab jatuh hati padamu membuatku tak bisa benar-benar lari.

Bagaimana pun kita sudah menjalani semua itu. Biarlah segalanya menjadi kenangan. Suatu hari nanti kita akan melupakan.

Beberapa orang memilih menggembok instagram, tapi membuka hatinya. Beberapa lagi malah sebaliknya, menutup rapat-rapat hatinya sebab takut terluka. Meski menebar senyum pada sekitarnya.

Bukankah cinta datang dengan segala bahagianya, juga sakitnya.

Kalau kau percaya seleksi alam itu ada. Harusnya tidak perlu takut ditinggalkan. Tidak perlu takut dilepaskan dan dilupakan. Setiap ada yang pergi akan selalu ada yang datang.

Karena cinta tak pernah punya jam.

Kau hanya sedang jadi bayang-bayang. Kau tidak sedang benar-benar disayang.

Di hamparan bumi ini ada banyak sekali orang yang bisa merebutmu, juga mencuri perhatianku.

Kau sebenarnya tahu, dia hanya main-main denganmu. Namun, kau lebih suka membodoh-bodohi dirimu sendiri dengan menciptakan harapan dia sedang tidak main-main denganmu. Cuma dianggap sekadar teman. Jangan berharap sampai pelaminan.

Malam minggu di Surabaya ternyata sama saja dengan malam minggu di Padang: tetap gak sama kamu.

Yang dulu suka ngata-ngatai fans korea (KPOP) terlalu fanatik, kini jadi orang-orang yang sama fanatiknya terhadap sesuatu. Kadang, emang lebih mudah memberi penghakiman pada orang lain, dari pada menatap diri sendiri dalam cermin.

Kau bukan orang yang layak diperjuangkan sepenuh hati.

Meski sibuk dengan pikiran masing-masing. Namun, kita tidak pernah merasa resah satu sama lain.

Mungkin kita tiba di suasana saling lelah; entah sebab beban kerja, atau beban pikiran.

Aku hanya sedang coba berjuang. Jangan lekas kau buang.

Bukankah cinta tak perlu syarat apa pun untuk tetap merasakannya?

Masihkah kamu menunggu seseorang yang jauh dan tenggelam. Dia yang menyerah untuk tidak pulang. Dia yang menemukan dunia yang bukan kamu.