Kutipan dari Amir Hamzah - Halaman 4

Kalau aku dalam engkau Dan engkau dalam aku Adakah begini jadinya Aku hamba engkau penghulu?

Kalau aku memuji dikau, dengan mulut tertutup, mata terkatup, Sujudlah segalaku, diam terbelam, di dalam kalam asmara raya.

Karena kasihmu Engkau tentukan waktu Sehari lima kali kita bertemu

Kaugemelaikan di pipiku rindu daun beldu melunak lemah.

Mula segala tiada ada pertengahan masa kita bersua ketika tiga bercerai ramai di waktu tertentu berpandang terang

Terapung naik jung bertudung Tempat berteduh nuh kekasihmu Bebas lepas lelang lapang Di tengah gelisah, swara sentosa

Tercengang aku, takjub, terdiam.

Angin mengusap menyayang pipi.

Bagaimana aku menimbang Kaulipu lipatkan Kaukelam kabutkan Kalbu ratu dalam genggammu

Bertanya aku kekasihku Permainan engkau permainkan Kautulis kaupaparkan Kausampaikan dengan lisan

Di situ baru kita berdua sama merasa, sama membaca tulisan cuaca rangkaian mutiara di mahkota gapura astana rela.

Dikucupnya bibirku, dipautnya bahuku, digantunginya leherku, hasratkan suara sayang semata.

Engkau cemburu Engkau ganas Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar dengan lepas

Hinggap mendekap kupu berahi; Berbuai-buai terlayang lena.

Jangan percaya hembusan cedera berkata tiada hanya dunia tilikkan tajam mata kepala sungkumkan sujud hati sanubari

Kasihkan hidup sebab dikau Segala kuntum mengoyak kepak Membunga cinta dalam hatiku Mewangi sari dalam jantungku

Kauhamparkan badan Ditubir bibir pantai permai Raja ramses penaka durjana Jadi tanda di hari muka

Kaupukul raja-dewa Sembilan cambuk melecut dada Putera-mula peganti diri Pergi kembaii ke asal asli

Kekasihku! inikah bunga sejati yang tiadakan layu

Kutilik diriku kuselam tahunku timbul terasa terpancar terang istiwa lama merekah terang merona rawan membunga sedan