Kutipan dari Albert Ellis - Halaman 4

Makan selalu menjadi keputusan, tidak ada yang memaksa tangan Anda untuk mengambil makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.

Manusia selalu bisa menerima dirinya sendiri tanpa syarat.

Masalah dengan kebanyakan terapi adalah terapi membantu Anda merasa lebih baik. Tapi Anda tidak menjadi lebih baik. Anda harus mendukungnya dengan aksi, aksi, aksi.

Merengek tentang kegagalan Anda sendiri, orang lain, atau dunia adalah elemen utama dalam apa yang biasa kita sebut neurosis.

Misalkan seseorang melecehkan Anda secara seksual. Anda masih punya pilihan, meskipun tidak bagus, tentang apa yang harus Anda katakan kepada diri sendiri tentang pelecehan itu.

Mulai tahun 1960-an, banyak penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang menganut apa yang kita sebut keyakinan irasional secara signifikan lebih terganggu daripada ketika mereka tidak memegangnya, dan semakin kuat mereka memegangnya, mereka cenderung semakin terganggu.

Neurosis hanyalah kata kelas atas untuk merengek.

Orang dan benda tidak membuat kita kesal. Sebaliknya, kita membuat diri kita sendiri kesal dengan percaya bahwa itu bisa membuat kita kesal.

Orang dapat secara rasional memutuskan bahwa hubungan yang berkepanjangan memakan terlalu banyak waktu dan tenaga dan bahwa mereka lebih suka melakukan hal-hal lain. Tapi kebanyakan orang takut ditolak.

Orang memiliki motif dan pikiran yang tidak mereka sadari.

Orang tidak hanya marah. Mereka berkontribusi pada kekesalan mereka.

Perasaan yang kuat itu bagus; Reaksi berlebihanlah yang mengacaukan kita.

Realitas bukanlah apa yang terjadi pada kita; sebaliknya, cara kita berpikir tentang peristiwa-peristiwa itulah yang menciptakan realitas yang kita alami. Dalam arti yang sangat nyata, ini berarti bahwa kita masing-masing menciptakan realitas tempat kita hidup.

Saya berharap untuk mati di kursi pelana.

Saya berpikir bodoh bahwa psikoanalisis Freudian lebih dalam dan lebih intensif daripada bentuk terapi lain yang lebih terarah, jadi saya dilatih dan dipraktekkan.

Saya ingin dikenang sebagai salah satu individu yang mendirikan, secara ideologis dan praktis, terapi perilaku kognitif dan yang memelopori terapi multimodal atau terintegrasi.

Saya mengajari orang-orang untuk menjadi fleksibel, ilmiah dan logis dalam pemikiran mereka dan oleh karena itu tidak terlalu rentan terhadap pencucian otak oleh terapis.

Saya menulis beberapa artikel yang mengkritik psikoanalisis, tetapi para analis tidak mendengarkan keberatan saya. Jadi saya akhirnya berhenti setelah berlatih selama enam tahun.

Saya menyesal bahwa saya terlalu sibuk dengan pekerjaan klinis sehingga saya tidak dapat menghabiskan banyak waktu untuk eksperimen dan studi hasil.

Saya mulai menyebut diri saya seorang terapis rasional pada tahun 1955; kemudian saya menggunakan istilah emosi rasional. Sekarang saya menyebut diri saya seorang terapis perilaku emosi rasional.