Kutipan dari Oka Aurora - Halaman 2

Cita-citamu tinggi. Mungkin sekarang kau belum menyadarinya. Tapi, suatu saat kau pasti tahu. Jangan jadi orang yang menggagalkan cita-citamu sendiri.

Dimana letak kebaikannya melarang orang menikah karena beda derajat?

Kalau kamu ikhlas mencari ilmu, ilmu yang akan datang kepadamu.

Kalau kau ingin tahu kita ini miskin atau kaya, coba kau hitung berapa banyak yang Tuhan berikan pada kita yang tidak bisa kita bayar dengan uang.

Kesedihan ternyata tak harus selalu diwakili oleh sedu-sedan.

Lebih baik lapar di dunia, ketimbang di akhirat.

Percuma bicara dengan orang yang hanya memikirkan diri sendiri. Ujung-ujungnya selalu mau menang sendiri.

Ridha Allah itu adalah karena ridha orangtua.

Saat melengkapi orang lain inilah kita tahu siapa sebenarnya kita dan seberapa jauh kita bisa mencintai tanpa berharap apa-apa.

Sebenarnya, nggak terlalu penting alasannya apa. Yang penting, setelah pakai jilbab, kamu ikhlas atau nggak.

Takut itu biasa, hadapi saja.

Tidak ada yang bertahan lama kalau kauletakkan di atas kebohongan.

Berdoa. Semua ada kok jalan keluarnya. Udah disedian ama Allah.

Biasanya kalo kerudungnya ribet, orangnya ribet juga.

Dan saat itulah kita mencintai tapi tak bahagia. Karena kita berharap mendapat balasan atas cinta.

Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.

Disesaki cinta kadang malah melegakan.

Ini bukan masalah harga diri. Ini masalah cinta.

Ini bukan masalah uang. Bukan masalah darah. Atau harga diri. Ini masalah cinta. Kita ini orangtua. Tugas kita adalah mencintai anak kita. Meridai mereka, seberapa pun bodohnya pilihan mereka.

Jangan lakukan dosa besar yang tak bisa kau pertanggungjawabkan di hadapan Allah.