Kutipan dari Kezia Evi Wiadji - Halaman 3

Kamu... em... kelihatan salah tingkah. Seperti orang yang diam-diam suka gitu.

Sejak kita pacaran, yang ada di otak lo cuma ingin memenjarakan pacar lo di rumah sebagai suami.

Sejak pertama kali melihatmu, entah bagaimana, aku yakin kalau kamu memang ditakdirkan untukku.

Tapi aku nggak mau mengundang mantanku. Aku nggak mau mengorek luka lama.

Yang namanya cewek, benar-benar rumit dan membingungkan.

Aku mencintaimu. Karena kamu pantas dicintai dalam keadaan apa pun.

Aku merasa lebih hidup dengan David. Aku bisa menentukan pilihanku sendiri, menentukan masa depanku. Dan David menghargai aku. Dia juga mendukungku. Semua hal yang tidak pernah aku dapatkan dari Alex.

Aku tetap mencintaimu, menyayangimu, meskipun kamu sakit. Dan aku tidak akan memutuskan hubungan kita hanya karena kamu sakit.

Ambil tindakan. Memberikan solusi. Bukan hanya diam saja.

Apa dosaku? Apa salahku? Sehingga aku mengidap penyakit seperti ini?

Apa yang ingin aku lakukan untuk mengisi sisa hidupku ini?

Apakah pantas jika aku menerima cinta? Adilkah baginya jika bersanding dengan gadis ringkih tanpa masa depan yang jelas?

Bagaimana bisa cinta kalau kenal saja enggak.

Berapa lama lagi jam biologisku akan berdetak mengikuti detik jam yang ada?

Biasalah darah muda. Menggelagak. Mudah marah.

Buang uang cuma buat molor doang.

Buat apa? Kayak anak kecil aja.

Cinta membuat orang buruk menjadi baik, juga sebaliknya. Membuat orang baik menjadi buruk. Semua tergantung pada tujuan kita mencintai.

Cowok egois itu harus dibalas sedikit lebih kejam.

Gadis itu hanya merasakan satu hal : sakit di hatinya.