Kutipan dari Irene Dyah - Halaman 10

Konon, lelaki ditakdirkan sebagai mahluk yang tidak mumpuni melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu.

Mama adalah wanita yang tak pernah aku bantah.

Mana ada manusia normal menyamakan hiasan bulu dengan kotoran hidung?

Mana mungkin pria baik-baik menguntit seorang gadis tanpa izin?

Mana sih yang lebih penting, keluarga atau pekerja?

Manusia diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut, agar dia lebih banyak mendengar daripada bersuara.

Manusia usil ini ternyata bisa baik hati juga.

Masih ada ya zaman sekarang orang kawin tanpa pacaran?

Meladeni wanita yang sedang marah-marah begini, kuncinya cuma satu. Dengarkan dia, dan mengalahlah. Itu saja.

Memang seluruh dunia tidak ada yang mengerti. Tidak seorang pun memahamiku.

Membunuh perasaan suka itu teramat sangat pedih.

Mengalir kearah mana pun akhir ceritanya, jatuh atau bangun, tetap akan lebih mudah.

Menikah itu jebakan batman. Indah awalnya, kusut setelahnya kalau tidak supersiaga. Berhati-hatilah.

Meski memang hak mereka, melihat sendiri pria yang disukainya tengah mengecup perempuan lain, ternyata lumayan menyakitkan.

Para pria yang tidak bisa membaca pikiran wanita, seharusnya dirudal (apakah itu berarti ita harus merudal seluruh pria di dunia?)

Pasangan menikah tidak bisa di tukar dan diganti semudah baju baru yang ternyata tidak kamu sukai.

Pelan-pelan menuju kearah lebih baik. Kalau paksa-paksa lagi, takutnya malah mental.

Pernah patah hati karena ditinggalkan pacar? Nah, itu rasanya seperti jatuh tersandung lalu terseret. Sakit, luka baretnya pun bertahan lama.

Repot sekali ya, kalian para wanita ini.

Rumit sekali, memilih buku harus dengan perasaan.