Kutipan dari A. Warits Rovi - Halaman 2
Berikut adalah kumpulan kata-kata bijak dan kutipan inspiratif dari A. Warits Rovi. Kutipan-kutipan ini mencerminkan pemikiran, filosofi, dan kebijaksanaan yang telah menginspirasi banyak orang. Temukan inspirasi dan wawasan baru melalui kata-kata yang bermakna mendalam ini.

A. Warits Rovi
Penulis dari Indonesia
Kategori: Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Menampilkan 21 - 40 dari 52 kutipan
Burung-burung kecil di dahan pohon angsana tiru lalu lintas kendaraan. Berkaca langit, mencipta alit, mencalit wajah kota dengan kepak sayap yang gesit.
Di depan rumah, sebatang pohon cemara terdiam bagai penjaga tua kelelahan.
Di gelanggang tanah lapang moyang segera datang sebelum gong berbunyi memburu mimpi.
Duhai siapa mengira urat rotan adalah akar hujan yang menyelesaikan sembahyang
Kakinya dientak, memandu pinggulnya bergetar indah. Sedang sepasang bola matanya dalam kepungan bebulu halus hitam, terus melirik manja, turuti ke mana tangannya bergoyang.
Seekor burung kenari bersiul sambil mematuk buah mentimun dalam sangkar bambu.
...ia duduk seorang diri, seolah sedang bercakap langsung dengan Tuhan.
Aku menjalani semua itu dengan hati yang riang, karena ini semesta lain di luar rumah.
di tengkuk bumi. ambil barang seutas pelengkap sajak ladang kutuk bagi kemarau.
Hanya burung-burung kecil berkejaran, menukik dan bertengger di ranting kemboja sembari menyisir bulu-bulu halusnya yang dijilat warna senja.
Jari-jemarinya lentik berpencar bagai rekahan bunga, berayun, ikuti lengannya yang bergerak halus dan pelan.
Merangkul semua catatan kesindenannya dengan diam dan pejam yang purna.
Kita duduk setakdzim cagak menyangga tidur usuk berdiskusi tentang alamat-alamat sunyi
Tatapannya tajam, memisau setitik bintang yang berkedip nun jauh di cakrawala...
Ada riak keyakinan dalam hatinya bahwa sinden akan membuat orang-orang bahagia.
Peristiwa itu sudah menjadi sebuah kenangan indah, dan kenangan indah yang dihidupkan kembali akan menumbuhkan seribu cara pikir yang sehat.
Pohon-pohon ranggas seraya mengucap amin kepada riuh tepuk tangan penonton melepas daun keringnya sebagai dupa pertama untuk kematian kemarau.
Sepasang kakinya yang telanjang juga bergerak dan kadang bergeser, menapak dedaun kering dan hamparan rumput.
Suatu siang yang gerah, pohonan yang daun-daunnya mandi debu di tepi jalan kota hanya bergerak pelan.
Kakuwa bergerak indah, sesekali mengentak saat lehemya berlenggok.
Kutipan-kutipan dari A. Warits Rovi di atas merupakan gambaran dari pemikiran dan karya beliau yang telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Setiap kata-kata bijak membawa pesan mendalam yang dapat menjadi refleksi dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Anda menemukan inspirasi dan pencerahan melalui kutipan-kutipan ini.