Kutipan dari Nisa Rahmah

Penerimaan terhadap takdir yang rumit adalah langkah kecil untuk berdamai dengan diri sendiri.

Mereka bagai dua bintang yang bersinar paling terang di antara murid-murid SMA Pelita Bangsa.

Bukan orang-orang itu yang seharusnya mendengar keluh kesah kita. Tapi, orangtua kita sendiri yang seharusnya ada di sana untuk mendengarkan.

Cara menyelesaikan masalah adalah dengan menghadapinya, bukan dengan menghindarinya lalu memutuskan untuk mengakhiri nyawa.

Kalian kayak dua orang yang berlari menuju matahari, saling berlomba bayangan siapa yang lebih besar dan lebih mendominasi.

Namun, tidak ada yang namanya gagal kalau mereka terus belajar dan memperbaiki diri setelah melakukan kesalahan.

Parahnya, kalian tuh nggak bisa menjawab siapa yang lebih baik daripada yang lain, karena bayangan kalian ada di belakang.

Dengan bermusik ia menemukan kedamaian dan perasaan cinta yang tidak pernah ia dapatkan di rumah.

Kalau sahabatmu bermasalah dengan seseorang, sudah seharusnya kamu mendukung sahabatmu dengan tidak bersikap ramah kepada orang itu.

Karena bukan kata yang menjadikan cinta tetap ada, tetapi dengan tindakan yang akan membuat cinta melekat selamanya.

Ketika seorang anak belajar apa pun dalam kehidupannya, sebenarnya orangtua sedang belajar bagaimana cara menjadi orangtua yang baik.

Saat gue percaya gue lahir ke dunia karena ada suatu sebab, saat itu gue berhenti menyalahkan diri sendiri. Setiap orang punya masalah.

Seolah dengan bercerita dan mendengarkan cerita orang lain yang bernasib sama masalah bakalan selesai. Padahal sih nggak.