Kutipan dari Bill Hybels

Bahan utama dalam kekristenan yang otentik adalah waktu. Bukan waktu sisa, bukan waktu buang, tapi waktu berkualitas. Waktu untuk kontemplasi, meditasi dan refleksi. Waktu tidak tergesa-gesa, tanpa gangguan.

Salah satu alasan kita berhenti berdoa atau membiarkan kehidupan doa kita memudar adalah karena kita terlalu nyaman.

Sebelum mengajukan permohonan kepada Tuhan, ada baiknya bertanya: Jika Tuhan mengabulkan permintaan ini, akankah hal itu membawa kemuliaan baginya? Apakah itu akan memajukan kerajaannya? Apakah ini akan membantu orang? Apakah itu membantu saya untuk tumbuh secara rohani?

Adorasi dalam doa mengingatkan kita akan identitas dan kecenderungan Tuhan. Ketika kita mendaftar atribut-atributnya, mengangkat karakter dan kepribadiannya, kita memperkuat pemahaman kita tentang siapa dia.

Apakah Anda mengharapkan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan Anda? Apakah Anda memintanya untuk melakukannya - secara teratur, sungguh-sungguh, dan gigih?

Jika Anda adalah orang tua, Anda tahu betapa luar biasanya rasanya ketika salah satu anak Anda secara spontan berterima kasih kepada Anda untuk sesuatu. Allah adalah Bapa kita, dan Dia juga tergerak ketika kita mengungkapkan rasa syukur kita.

Jika Anda membiarkan sedikit saja dosa masuk ke dalam hati Anda, itu akan mencemari doa Anda. Kehidupan Kristen Anda tidak akan mencapai potensi penuhnya.

Jika hidup Anda terburu-buru ke banyak arah sekaligus, Anda tidak mampu melakukan doa yang dalam dan tidak tergesa-gesa yang penting bagi perjalanan Kristen.

Jika para murid mampu membuat permintaan yang salah - permintaan yang mementingkan diri sendiri, materialistis, berpandangan sempit atau tidak dewasa - saya yakin kami juga demikian. Untungnya Tuhan terlalu mencintai kita untuk mengatakan ya atas permintaan yang tidak pantas.

Merasakan kecerobohan dan kesendirian dari doa-doa kita, kita mulai merasa bersalah karena berdoa. Rasa bersalah menyebabkan lemah hati dan pada gilirannya menyebabkan ketidakberdayaan.

Orang-orang yang tidak berdoa memutuskan diri mereka dari kedamaian Tuhan dan dari kuasa-Nya yang ada, dan akibat yang umum adalah mereka merasa kewalahan, dikuasai, dipukuli, didorong-dorong, dan dikalahkan oleh dunia yang beroperasi dengan pendekatan jangan-bawa-tawanan.

Penghancur doa (penyebab doa yang tidak terjawab) adalah ketidakmampuan berdoa, dosa yang tidak diakui, konflik relasional yang tidak terselesaikan, keegoisan, sikap tidak peduli, dan iman yang tidak memadai.

Teruslah berdoa karena Bapa memang mendengarkan. Dia mencintai kita, dia ingin kita bertahan dalam doa dan dia ingin melakukan apa pun yang terbaik untuk kita.

Tuhan berkomitmen untuk mengembangkan umat yang akan mencerminkan karakternya di dunia ini, dan karakternya selalu mengungkapkan kepedulian dan kasih sayang kepada yang menderita.

Tuhan tidak ingin kita mengumpulkan frase yang mengesankan. Dia tidak ingin kita menggunakan kata-kata tanpa memikirkan artinya. Dia ingin kita berbicara dengannya sebagai teman atau ayah - secara otentik, hormat, secara pribadi, sungguh-sungguh.

Tuhan tidak tertarik pada frase stok. Bicaralah padanya. Bicaralah dengan Bapa dengan tulus.

Doa Bapa Kami adalah model yang sangat baik, tetapi tidak pernah dimaksudkan sebagai mantra magis untuk menarik perhatian Tuhan. Yesus memberikan doa ini sebagai pola untuk menyarankan berbagai elemen yang harus disertakan saat kita berdoa.

Jika Anda mentolerir dosa dalam hidup Anda, teman, jangan buang napas Anda dengan berdoa kecuali itu adalah doa pengakuan.

Lebih dari segalanya, orang menginginkan realitas diskusi yang ada. Jika yang terjadi di gedung itu adalah nyata, jika kasih dan kuasa Yesus Kristus yang mentransformasikan sedang dialami, Anda dapat duduk di kursi lipat logam atau di kursi teater mewah.